ANALISA OBAT GOLONGAN HORMON SECARA
KUALITATIF
Di Susun Oleh :
KELOMPOK III
FARMASI B
Latri
Dwita Sari Amahoru (70100112050)
Aprianti
Azrul
Azhari Ahmad
Jurusan Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universita Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar
Samata-Gowa
2013-2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam suatu analisa farmasi, yang
ditentukan bukan hanya untuk uji kualitas, tetapi juga untuk uji kuantitasnya.
Atau dengan kata lain menentukan adanya suatu zat dalam sediaan dan menentukan
seberapa besar kandungan zat aktifnya. Analisa kualitatif dan kuantitatif suatu
senyawa obat yang diproduksi sangat penting untuk dilakukan, karena obat-obat
yang beredar dipasaran harus diketahui kadar dan mutunya secara pasti. Senyawa
atau bahan kimia obat harus sesuai dengan yang tercantum dalam Farmakope dan
buku-buku resmi lainnya.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai analisis obat golongan
hormon dimana hormon juga sangat berperan penting dalam proses genetik sel atau mengubah aktivitas protein
selular, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan
pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau
penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas
baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan
(misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat
mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus
reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi hormon
Hormon adalah zat kimia yang terbentuk dalam satu organ atau
bagian tubuh dan dibawa dalam darah ke
organ atau bagian di mana mereka menghasilkan efek fungsional. Hormon membawa
pesan dari kelenjar kepada sel-sel untuk mempertahankan tingkat bahan kimia
dalam aliran darah yang mencapai homeostasis.
Tergantung pada efeknya masing-masing, hormon dapat mengubah aktivitas
fungsional, dan kadang-kadang struktural satu atau beberapa organ atau
jaringan.
Hormon berperan
dalam pengaturan metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi,
mempertahankan homeostasis, reaksi terhadap stress, dan tingkah laku.
Hormon, istilah ini berasal dari kata Yunani “hormao” yang berarti
menggairahkan atau membangkitkan. Hal ini mencerminkan peran hormon yang
bertindak sebagai katalis untuk perubahan kimia lainnya pada tingkat sel yang
diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan energi.
Hormon beredar bebas dalam aliran darah, menunggu untuk
dikenali oleh sel target yang menjadi tujuan mereka. Sel target memiliki
reseptor yang hanya dapat diaktifkan dengan jenis hormon tertentu. Setelah
diaktifkan, sel tahu untuk memulai fungsi tertentu, misalnya mengaktifkan gen atau
memproduksi energi kembali. Hormon (dari bahasa
Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah pembawa pesan
kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk
tumbuhan (lihat artikel hormon tumbuhan), memproduksi hormon.
Hormon beredar di
dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Ketika hormon
menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada
permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima
sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan mempengaruhi ekspresi genetik sel atau
mengubah aktivitas protein selular,[1] termasuk di antaranya adalah
perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel
terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan
metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan
perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada
banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya.
Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme
multiselular.
B.
Sifat-sifat senyawa hormon
a) Diperlukan dalam jumlah yang sedikit
untuk memicu pertumbuhan yang besar dalam suatu organisme
b) Konsentrasi hormon dan kecepatan
transportasi dapat berubah dalam merespons stimulus lingkungan
c) Berinteraksi dengan hormon lainnya
dalam responnya terhadap stimulus lingkungan
d) Bekerja di dalam tubuh
C.
Penggolongan senyawa hormon
Murray
et al. (2003) membagi hormon berdasarkan komposisi kimia menjadi dua
yaitu hormon glikoprotein dan steroid.
a)
Hormon
glikoprotein
Hormon
glikoprotein dihasilkan
oleh neurohipofisa, adenohipofisa, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, dan
pulau Langerhans. Hormon ini tersusun dari asam amino, dan produksinya
bergantung pada substrat, suplai energi serta rangsangan biologis. Hormon
glikoprotein merupakan hormon molekul hidrofilik yang berikatan dengan reseptor
pada permukaan sel target. Berbagai macam hormon glikoprotein yaitu insulin
(polipeptida), glukagon (peptida), growth hormon (peptida), thyroid
stimulating hormon (glikoprotein), follicle stimulating hormon (glikoprotein),
dan adenocorticotropic hormon (peptida).
b)
Hormon
steroid
Hormon steroid terbagi menjadi hormon steroid kelamin (estrogen,
progestin dan androgen) dan steroid adrenal (glukokortikoid, mineralkortikoid,
dan androgen). Hormon steroid dapat menstimulasi laju pertambahan berat badan,
pertumbuhan otot, meningkatkan efisiensi pakan, dan menurunkan perlemakan, termasuk lemak
intramuskular. Terdapat berbagai jenis hormon steroid yang umumnya digunakan
sebagai pemacu pertumbuhan, yaitu estrogen (estradiol, heksoestrol,
dietilstilbestrol, dienoestrol dan zeranol), gestagen (progesteron, medroksiprogesteron
asetat, megoestrol asetat, melengestrol asetat, altrenogest), dan androgen
(testosteron, nortestosteron, trenbolon, metiltestosteron, klorotestosteron
asetat, stanzolol, bodenan).
Hormon
steroid memiliki struktur kimia yang kompleks, mempunyai kerangka karbon berupa
empat cincin yang disebut staeran, serta memiliki inti dasar cyclopentana-perhydrophenanthrene
yang terdiri dari 3 cincin phenantherene (A, B, dan C) dengan 6 atom
karbon dan cincin D beranggotakan 5 atom karbon
D.
Asal/Sintesa senyawa hormon
a) Auksin
Dua mekanisme sintesis IAA yaitu
pelepasan gugus amino dan gugus karboksil akhir dari rantai triphtofan. Enzim
yang paling aktif diperlukan untuk mengubah tripthofan menjadi IAA terdapat di
jaringan muda seperti meristem tajuk, daun serta buah yang sedang tumbuh. Semua
jaringan ini kandungan IAA paling tinggi karena disintesis di daerah tersebut.
IAA terdapat di akar pada
konsentrasi yang hampir sama dengan di bagian tumbuhan lainnya. IAA dapat
memacu pemanjangan akar pada konsentrasi yang sangat rendah. IAA adalah auksin
endogen atau auksin yang terdapat dalam tanaman.
b) Sitokinin
Sitokinin umumnya ditemukan dalam
konsentrasi yang lebih tinggi di daerah meristematik dan jaringan yang
berkembang. Mereka diyakini disintesis dalam akar dan translokasi melalui xilem
ke tunas. biosintesis sitokinin terjadi melalui modifikasi biokimia adenin. Proses dimana mereka disintesis
adalah sebagai berikut : Sebuah
produk jalur mevalonate disebut pirofosfat isopentil adalah isomer, isomer ini
kemudian dapat bereaksi dengan adenosine monophosphate dengan bantuan sebuah
enzim yang disebut isopentenyl AMP synthase.Hasilnya adalah isopentenyl
adenosin-5'-fosfat (AMP isopentenyl).
Produk ini kemudian dapat dikonversi
menjadi adenosin oleh isopentenyl pemindahan fosfat oleh fosfatase dan
selanjutnya dikonversikan ke isopentenyl adenin dengan menghilangkan kelompok
ribosa.
c) Giberelin
Ø Giberelin dibuat di daun muda, buah
yang sedang tumbuh, ujung akar
Ø Sintesis giberelin dipacu oleh hari
panjang dan temperatur 20-30o C
Ø Giberelin ditranslokasi lewat berkas
pengangkut dan parenkim
d) Asam
Absisat
ABA adalah seskuiterpenoid
berkarbon 15, yang disintesis sebagian di kloroplas dan plastid melalui
lintasan asam mevalonat. Reaksi awal sintesis ABA sama dengan reaksi
sisntesis isoprenoid seperti giberelin, sterol, dan karotenoid.
E.
Identifikasi senyawa hormon
Pengujian
residu secara kuantitatif dilakukan dengan teknik high performance liquid
chromatography (HPLC). Secara kualitatif deteksi residu hormon dapat
menggunakan enzyme linked immunosorbent assay (ELISA). Metode yang
banyak digunakan sebagai uji tapis residu kimiawi dalam bahan makanan termasuk
residu hormon adalah metode ELISA. Uji ELISA memiliki keunggulan yaitu
sederhana, sensitif, efektif dan cepat. Prinsip ELISA secara umum adalah
mendeteksi adanya antibodi atau antigen dalam sampel. Adanya ikatan antara
antigen dan antibodi yang 18 berpasangan
ditandai dengan menggunakan enzim spesifik dan dideteksi melalui penambahan
substrat yang dapat dilihat secara visual melalui perubahan warna atau dengan
bantuan alat yang dikenal dengan ELISA reader dengan panjang gelombang
tertentu.
Metode
ELISA terdiri dari beberapa konfigurasi antara lain : ELISA langsung, ELISA
tidak langsung, ELISA penangkap antigen atau ELISA sandwich, ELISA
penangkap antibodi, dan ELISA kompetitif atau ELISA pemblok Enzyme linked
immunosorbent assay langsung merupakan konfigurasi yang paling sederhana.
Konfigurasi
ini biasanya digunakan dalam pengujian untuk mendeteksi suatu antigen. Adanya
kontaminasi antigen dapat ditunjukkan dengan adanya warna pada supernatan.
Warna yang ditunjukkan tergantung dari substrat yang digunakan. Teknik ELISA
kompetitif adalah adanya kompetisi antara antigen dan antibodi. Pengujian
kompetisi antibodi membutuhkan antigen untuk menangkap antibodi secara langsung
maupun antibodi spesifik ke substrat padat. Antibodi yang telah dilabel
bersaing dengan antibodi bebas atau antibodi yang tidak dilabel untuk
mendapatkan tempat penempelan pada antigen. Semakin banyak antigen dalam sampel,
semakin sedikit antibodi yang dapat terikat pada antigen yang menempel pada
permukaan well. Antibodi yang telah dilabel dapat dideteksi menggunakan
antibodi spesifik
Keberadaan
residu MGA pada daging dan offal juga dapat dideteksi menggunakan gas
chromatography mass spektrometri (GC‐MS) dan liquid
chromatography mass spektrometri (LC-MS) Pemeriksaan dengan GC-MS
menggunakan filter massa ion, namun kelemahan metode ini adalah repeatabilitas
yang rendah akibat efek matriks. Limit deteksi dari GC-MS adalah sebesar 0,2-1
ppb. Metode LC-MS banyak digunakan sebagai uji komplemen dari GC-MS terhadap
analisa residu hormon dikarenakan memiliki kelebihan dapat menentukan polar dan
non polar Metode LC-MS dilakukan dengan evaporasi ekstraksi sampel lemak hewan,
kemudian dilarutkan pada fase cair dan dianalisa dengan LC-MS. Limit deteksi
LC-MS bagi pengujian progesteron adalah sebesar 0,1 ppm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar