1. Definisi larutan dari beberapa sumber!
Jawab :
a) Rudolf
voight; 1995
Larutan adalah sediaan
cair yang mengandung bahan obat terlarut, menurut aturannya didalam air atau
cairan yang didominasi air.
b) Farmakope
Indonesia edisi 3; 1979
Larutan adalah sediaan
cair yang mengandung bahan kimia terlarut, kecuali dinyatakan lain, sebagai
pelrut digunakan air suling.
c) Howard
C. Ansel : 1989
Larutan didefenisikan sebagai
sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut,
biasanya dilarutkan di dalam air.
Dari sumber yang ada
diatas saya dapat menyimpulkan bahwa larutan adalah kemampuan suatu zat terlarut
melarut dalam suatu pelarut
2. Termodinamika
dari larutan!
Jawab :
Suhu
merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan kelarutan suatuzat
agar mudah larut. Kebanyakan bahan kimia dapat mudah larut jika dilarutkan pada
suhu panas sehingga dapat meningkatkan kelarutan dengan kenaikan suhu. Sebagai seorang
farmasi kita harus mengetahui sifat- sifat kelarutan dari suatu zat terlarut dan
pelarut. Dimana kelarutan adalah kemampuan suatu zat untuk dapat larut dalam suatu
pelarut. Bila suatu pelarut pada suhu tertentu melarutkan semua zat terlarut sampai
batas daya melarutkannya dan larutan ini disebut larutan jenuh.
3. Interaksi
zat dalam sistem larutan!
Jawab :
Berhubung dengan kelarutan suatu zat dalam pelarut, maka
dapat terjadi interaksi antara pelarut pelarut, pelarut zat pelarut terlarut
dan zat zat terlarut. Nilai atau diskripsi kualitatif beberapa parameter fisika
kimia dari zat terlarut dan pelarut dapat membantu mendapatkan gambaran mengenai
keterlarutan suatu obat, beberapa faktor dan konsep yang penting untuk meramal
kelarutan obat adalah:
a)
Polaritas
Aturan yang
terkenal yaitu like dissolves like berdasarkan pada observasi bahwa molekul
molekul dengan distribusi muatan yang sama dapat larut timbal balik, yaitu
molekul polar, akan larut dalam media yang serupa yaitu polar, sedangkan
molekul nonpolar akan larut dalam media nonpolar.
b)
Kosolven
Kosolven dapat
dipandang sebagai modifikasi polaritas dari sistem pelarut terhadap zat
terlarut atau terbentuknya pelarut baru yang terjadinya interaksi tidak mudah
diduga dari individu pelarut masing masing dalam sistem campuran.
c)
Parameter
kelarutan
Contohnya suhu : Kebanyakan senyawa farmasetis pada kenaikan suhu akan
naik kelarutannya, kecuali senyawa metilselulosa dan kalsium hidroksida. Proses
eksoterm dapat digambarkan sebagai berikut :
Zat
terlarut + pelarut ↔ larutan + panas
Sedangkan
proses endoterm
Panas
+ zat terlarut + pelarut ↔ larutan
Jika pada
peristiwa eksoterm, bila suhu dinaikan maka kelarutan zatnya akan berkurang
karena reaksi bergeser kekiri. Sedangkan pada peristiwa endoterm, bila suhu
dinaikkan maka kelarutan zatnya akan bertambah, karena reaksi bergeser ke
kanan.
d)
Salting out
Peristiwa ini
merupakan kompetisi antara garam dan senyawa organik terhadap molekul pelarut
yaitu air. Contoh camphora dan oleum menthae piperitae dalam air aromatik.
Larutan metilselulosa dalam air oleh penambahan NaCl.
e)
Salting in
Peristiwa bertambahnya
kelarutan dari suatu senyawa organik dengan penambahan suatu garam dalam
larutannya. Sebagai contoh adalah globulin tidak larut dalam air tetapi dapat
larut dalam larutan garam encer dalam air.
f)
Hidrotopi
Peristiwa bertambahnya larutan suatu
senyawa yang tidak larut atau sukar larut dengan penambahan suatu senyawa
lainyang bukan zat surfaktan
g)
Pembentukan
kompleks
Peristiwa terjadinya
interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan zat yang larut
dengan membentuk senyawa kompleks yang larut
h)
Ukuran
partikel
Semakin kecil
ukuran partikelnya maka kecepatan melarutnya semakin besar
i)
Ukuran dan
bentuk molekul
Zat cair dapat
mempunyai polaritas, konstante dielektrik dan ikatan hidrogen dapat menjadi
pelarut yang kurang bagi senyawa ionik, disebabkan ukuran partikelnya lebih
besar dan akan sukar bagi zat cair untuk menembus dan melarutkan kristal.
Bentuk dari molekul zat terlarut juga merupakan faktor didalam meneliti
keterlarutan.
j)
Struktur dari
air
Struktur air
merupakan anyaman molekul tiga dimensi dan struktur ikatan hidrogen menentukan
sifat sifat air dan interaksinya dengan zat terlarut. Strukturnya dapat dimodifikasi
secara kualitatif dan kuantitatif oleh banyak faktor seperti suhu, permukaan
dan zat terlarut. Struktur air adalah peka terhadap banyak faktor yang dapat
memperkuat, melemahkan, mengubah atau memecah seluruhnya. Faktor faktor ini
termasuk suhu, zat terlarut non polar, ion monovalen dan polivalen, makromolekul
dan permukaan.
4. Jenis-jenis
dari larutan!
Jawab :
Larutan
terbagi menjadi dua yaitu:
a) Larutan
elektrolit ; larutan yang dibentuk dari zat elektrolit, dimana zat eletrolit yaitu
zat yang bila terurai dalam air maka akan membentuk ion.
b) larutan
non elektrolit ; larutan yang dibentuk dari zat non elektrolit, dan merupakan larutan
yang tidak dapat menghantarkan adanya arus listrik.
5. Kelebihan
dan kekurangan sediaan larutan!
Jawab :
a) Kelebihan
sediaan larutan
1) Campurannya
homogeny
2) Dosisnya
dapat diubah pada saat pembuatan
3) Mudah
diberikan dalam larutan encer untuk lambung dibandingkan dalam bentuk tablet
4) Lebih
mudah terabsorbsi
5) Mudah
diberikan bahan tambahan seperti pemanis, pewarna untuk pemakaian luar, lebih mudah
digunakan
b) kekurangannya
1) Volume
bentuk larutan lebih besar
2) Ada
obat yang tidak stabil dalam bentuk larutan dan ada obat yang sukar ditutupi bau
dan rasanya
6. Pertimbangan
dalam sediaan larutan!
Jawab :
Pertimbangan-
pertimbangan pembuatan :
a) Bahan
mentah,
Bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan
cairan harus sesuai dengan bahan-bahan lain yang telah ditetapkan masak-masak.
Bahan-bahan tersebut harus menjamin ciri-ciri, kemurnian, kesatuan dan bebas dari
kontaminasi mikroba yang berlebihan
b) Peralatan
Dalam batasan-batasan
yang paling umum, tipe alat yang digunakan dalam pembuatan terdiri dari tangki pencampur,
alat-alat pengukur serta penyaring.
c) Prosedurpencampuran
Cara sederhana yaitu dengan menuangkan
zat terlarut ke pelarut kemudian mengaduknya hinnga larutan tersebut homogen.
d) Pengemasan
Tiga metode pengisian dasar yaitu gravimetris,
volumeris dan kadar konstan. Untuk metode gravimetris dan volumetric sering digunakan
dalam pengisian dimana dalam pengisian gravimetric umumnya terbatas pada wadah
yang besar atau produk yang sangat kental sedangkan pada pengisian volumetric
biasanya dibantu dengan memompa cairan pada tekanan konstan melewati suatu lubang
yang ukurannya konstan untuk waktu yang sudah ditentukan. Volumenya bervariasi dengan
meninggikan dan menurunkan tekanan. Untuk metode pengisian kadar konstanya itu dengan
menggunakan wadah sebagai alat control untuk mengontrol isi masing-masing unti.
Evaluasi
kerusakan yang terjadi pada larutan
a) Uji
kejernihan, uji ini dilakukan dengan memeriksa secara visual dimana wadah dilihat
dari luar di bawah penerangan cahaya.
b) Uji
keseragaman volume, diletakkan secara sejajar lalu dilihat keseragaman volumenya,
7.
Kerusakan-kerusakan dalam larutan dan
bagaimana mengendalikan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar