TUGAS INDIVIDU
REAKSI TRANSFER ELEKTRON DAN
KESETIMBANGAN REAKSI REDOKS
OLEH :
Nama :
Latri Dwita Sari Wailissa
Nim :
70100112050
Kelas :
Farmasi B1
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013-2014
1.
Reduksi-Oksidasi
a) Pengertian Reduksi
Oksidasi
Salah satu
macam reaksi yang melibatkan transfer elektron dari satu spesi kimia ke spesi
kimia lain, dapat berupa senyawa, molekul, atau ion. Reaksi ini terjadi pada
reaksi metabolisme zat makanan dalam tubuh, proses pemurnian logam-logam dari
bijihnya, baterai, dan accumulator. Makna reduksi oksidasi
(redoks) mengalami perkembangan dari masa ke masa sejalan dengan perkembangan
ilmu Kimia sendiri. Sebelum dikenal elektron, konsep redoks dihubungkan dengan
reaksi kimia yang melibatkan oksigen dan hidrogen.
b)
Pengikatan Oksigen :
Senyawa yang terbentuk dari hasil reaksi dengan oksigen
dinamakan oksida sehingga reaksi antara oksigen dan suatu unsur dinamakan
reaksi oksidasi. Karat besi adalah senyawa yang
terbentuk dari hasil reaksi antara besi dan oksigen
(besi oksida). Perkaratan besi merupakan salah satu contoh dari reaksi
oksidasi. Persamaan reaksi pembentukan oksida
besi dapat ditulis sebagai berikut.
Pada reaksi
tersebut, besi mengalami oksidasi dengan cara mengikat oksigen
menjadi besi oksida. Kebalikan dari reaksi oksidasi dinamakan
reaksi reduksi. Pada reaksi reduksi terjadi pelepasan
oksigen. Besi oksida dapat direduksi dengan cara
direaksikan dengan gas hidrogen, persamaan
reaksinya:
c)
Pelepasan dan Penerimaan Elektron
Dalam konsep redoks, peristiwa pelepasan elektron dinamakan oksidasi,
sedangkan peristiwa penerimaan elektron dinamakan
reduksi. Reaksi redoks pada peristiwa perkaratan besi dapat dijelaskan dengan
reaksi berikut:
Pada
reaksi tersebut, enam elektron dilepaskan
oleh dua atom besi dan diterima oleh tiga atom oksigen
membentuk senyawa Fe2O3, Oleh karena itu, peristiwa oksidasi selalu disertai
peristiwa reduksi. Pada setiap persamaan reaksi, massa dan
muatan harus setara antara ruas kanan
dan ruas kiri (ingat kembali penulisan
persamaan reaksi). Persamaan reaksi redoks tersebut memiliki muatan dan
jumlah atom yang sama antara ruas sebelah kiri dan sebelah kanan persamaan
reaksi.
Oksidasi
besi netral melepaskan elektron yang
membuatnya kehilangan muatan. Dengan menyamakan
koefisiennya maka muatan pada kedua ruas
persamaan reaksi menjadi sama. Penyetaraan
pada reaksi reduksi oksigen juga menggunakan
cara yang sama.
Contoh Reaksi Reduksi Oksidasi berdasarkan Transfer
elektron
Dari persamaan
tersebut, dapat diketahui bahwa Mg melepaskan elektron dan Cl menerima
elektron. Dengan demikian, Mg mengalami oksidasi dan Cl mengalami reduksi.
d)
Reduktor dan Oksidator
Dalam
reaksi redoks, pereaksi yang dapat
mengoksidasi pereaksi lain dinamakan zat
pengoksidasi atau oksidator. Sebaliknya, zat
yang dapat mereduksi zat lain dinamakan zat
pereduksi atau reduktor. Pada Contoh diatas, Magnesium melepaskan
elektron yang menyebabkan klorin mengalami reduksi.
Dalam hal ini, magnesium disebut zat
pereduksi atau reduktor. Sebaliknya,
atom klorin berperan dalam mengoksidasi magnesium
sehingga klorin disebut oksidator.
Contoh
Reduktor dan Oksidator
e) Reaksi Redoks Berdasarkan
Perubahan Bilangan Oksidasi
Reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan biloks dapat dituliskan
sebagai berikut :
Jika
dikaji berdasarkan konsep pengikatan oksigen
maka reaksi tersebut adalah reaksi oksidasi.
Jika dikaji berdasarkan transfer elektron maka Anda
mungkin akan bingung, mengapa? Pada reaksi tersebut tidak terjadi
transfer elektron, tetapi terjadi penggunaan bersama
pasangan elektron membentuk ikatan kovalen.
Reaksi tersebut tidak dapat dijelaskan dengan konsep transfer
elektron. Oleh karena banyak reaksi redoks yang tidak dapat dijelaskan
dengan konsep pengikatan oksigen maupun transfer elektron maka para pakar
kimia mengembangkan konsep alternatif, yaitu perubahan bilangan oksidasi.
Menurut konsep ini, jika dalam reaksi
bilangan oksidasi atom meningkat maka atom
tersebut mengalami oksidasi. Sebaliknya, jika
bilangan oksidasinya turun maka atom tersebut
mengalami reduksi. Untuk mengetahui suatu reaksi
tergolong reaksi redoks atau bukan menurut konsep perubahan bilangan oksidasi
maka perlu diketahui biloks dari setiap atom, baik dalam pereaksi maupun
hasil reaksi.
Berdasarkan diagram tersebut dapat
disimpulkan bahwa : atom S mengalami kenaikan biloks +4 menjadi +6, peristiwa
ini disebut oksidasi ; atom O mengalami penurunan biloks dari 0 menjadi -2,
peristiwa ini disebut reduksi. Dengan demikian, reaksi tersebut adalah reaksi
redoks. Oleh karena O2 menyebabkan molekul SO2
teroksidasi maka molekul O2 adalah oksidator. Molekul O2
sendiri mengalami reduksi akibat molekul SO2 sehingga SO2 disebut
reduktor
Contoh
Reaksi Redoks Menurut Perubahan Bilangan Oksidasi
Reaksi redoks yaitu reaksi serah
terima electron yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi atom-atom yang
terlibat reakski. Reaksi redoks terdiri atas setengah reaksi reduksi dan
setengah reaksi oksidasi. Perbedaan reaksi reaksi reduksi dan reaksi oksidasi
sebagai berikut.
Reaksi Reduksi
|
Reaksi Oksidasi
|
|
a
|
Reaksi yang melepas oksigen
|
Reaksi yang mengikat oksigen
|
b
|
Reaksi yang mengikat electron
|
Reaksi yang melepas elektron
|
c
|
Reaksi yang mengalami penurunan bilangan bilangan oksidasi
|
Reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi
|
d
|
Bertindak sebagai oksidator
|
Bertindak sebagai reduktor
|
Bilangan oksidasi didefenisikan
sebagai muatan yang dimiliki oleh suatu atom. Ketentuang tentang bilangan
oksidasi sebagai berikut.
a)
Bilangan oksidasi (BO) setiap
atom dalam unsur bebas adalah nol.
b)
Bilangan oksidasi (BO) ion
suatu atom sama dengan muatan ion tersebut
2.
Sel Galvani
Sel Galvani atau disebut juga dengan sel
volta adalah sel elektrokimia yang dapat menyebabkan terjadinya energi
listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan. reaksi redoks spontan yang dapat
mengakibatkan terjadinya energi listrik ini ditemukan oleh Luigi Galvani dan Alessandro Guiseppe Volta. Sel Volta adalah rangkaian sel yang dapat
menghasilkan arus listrik. Dalam sel tersebut terjadi perubahan dari reaksi
redoks menghasilkan arus listrik. Sel volta terdiri atas elektroda tempat
berlangsungnya reaksi oksidasi disebut anoda(electrode negative), dan tempat
berlangsungnya reaksi reduksi disebut katoda(electrode positif).
Rangkaian Sel Galvani
Contoh
rangkaian sel galvani.
sel
galvani terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
c) anoda, elektroda negatif, tempat terjadinya reaksi oksidasi. pada gambar,
yang bertindak sebagai anoda adalah elektroda Zn/seng
(zink electrode).
d) katoda, elektroda positif, tempat terjadinya reaksi reduksi. pada gambar, yang
bertindak sebagai katoda adalah elektroda Cu/tembaga
(copper electrode).
Proses dalam Sel
Galvani
Pada anoda, logam Zn melepaskan elektron dan menjadi Zn2+
yang larut. Zn(s) → Zn2+(aq)
+ 2e-
Pada katoda, ion Cu2+ menangkap elektron dan mengendap
menjadi logam Cu. Cu2+(aq)
+ 2e- → Cu(s)
Hal ini dapat diketahui dari berkurangnya massa logam Zn setelah reksi,
sedangkan massa logam Cu bertambah. Reaksi total yang terjadi pada sel galvani
adalah: Zn(s) + Cu2+(aq)
→ Zn2+(aq) + Cu(s)
3.
Persamaan Nernst
Walther
Hermann Nernst adalah kimiawan
Jerman yang menerapkan asas-asas termodinamika ke sel listrik. Dia menciptakan
sebuah persamaan yang dikenal sebagai persamaan Nernst, yang menghubungkan
voltase sel ke propertinya. Lepas dari Joseph Thomson, ia menjelaskan mengapa
senyawa terionisasi dengan mudah dalam air. Penjelasan ini disebut aturan Nernst-Thomson
yang menyatakan bahwa sulit halnya bagi ion yang ditangkap untuk menarik satu
sama lain melalui insulasi molekul air, sehingga terdisosiasi.
Persamaan Nernst
adalah persamaan yang melibatkan potensial sel dengan konsentrasi suatu reaksi.
Reaksi oksidasi reduksi banyak yang dapat dilangsungkan pada kondisi
tertentu untuk membangkitkan listrik. Dasarnya bahwa reaksi oksidasi reduksi
itu harus berlangsung spontan di dalam larutan air jika bahan pengoksidasi dan
pereduksi tidak sama. Dalam sel Galvani oksidasi diartikan sebagai
dilepaskannya elektron oleh atom, molekul atau ion dan reduksi berarti
diperolehnya elektron oleh partikel-partikel itu. Sebagai contoh reaksi
oksidasi sederhana dan berlangsung spontan adalah bila lembar tipis zink dibenamkan
dalam suatu larutan tembaga sulfat maka terjadi logam tembaga menyepuh pada
lembaran zink dan lembaran zink lambat laun melarut dan dibebaskan energi
panas. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
Zn + CuSO4 →
ZnSO4 + Cu
Reaksi yang
sebenarnya adalah antara ion zink dengan tembaga yaitu :
Zn + Cu2+ → Zn2+
+ Cu
Tiap atom zink
kehilangan dua elektron dan tiap ion tembaga memperoleh dua elektron untuk
menjadi sebuah atom tembaga. Oksidasi :
Zn → Zn2+ + 2e-
Reduksi : Cu2+ +
2e- → Cu
Sel yang belum mencapai
kesetimbangan kimia dapat melakukan kerja listrik ketika reaksi di dalamnya
mengerakkan elektron-elektron melalui sirkuit luar. Kerja yang dapat dipenuhi
oleh transfer elektron tertentu bergantung pada beda potensial antara kedua
elektron. Perbedaan potensial ini disebut potensial sel dan diukur dalam volt
(V). Jika potensial sel besar maka sejumlah elektron tertentu yang berjalan
antara kedua elekroda dapat melakukan kerja listrik yang besar. Sebaliknya,
jika potensial sel kecil maka elektron dalam jumlah yang sama hanya dapat
melakukan sedikit kerja.
Sel yang
reaksinya ada dalam kesetimbangan tidak dapat melakukan kerja dan sel demikian
memiliki potensial sel sebesar nol. Pada sel konsentrasi digunakan dua
elektrode yang sama namun konsentrasi larutannya yang berbeda. Elektrode dalam
larutan pekat merupakan katode (tempat terjadinya reaksi reduksi) sedangkan
elektrode dalam larutan encer merupakan anode (tempat terjadinya reaksi
oksidasi).
Pada persamaan
Nernst, K bukanlah suatu tetapan kesetimbangan karena larutan-larutan yang
diperikan adalah pada konsentrasi-konsentrasi awal dan bukan konsentrasi
kesetimbangan. Bila suatu sel volta telah mati atau terdiscas habis, barulah
sistem itu berada dalam kesetimbangan. Pada kondisi ini Esel = 0 dan faktor K
dalam persamaan Nernst setara dengan tetapan kesetimbangan. Oleh karena itu,
potensial elektroda standar dihubungkan dengan tetapan kesetimbangan untuk
reaksi sel oleh rumus :
Persamaan
tersebut dapat disederhanakan menjadi :
4.
Elekrode Dan Potensial Sel
Sel Volta Dalam Kehidupan Sehari-hari
a)
Baterai kering seng-karbon (sel
Leclanche)
Baterai
kering seng karbon masih merupakan jenis yang paling banyak di jumpai di
Indonesia. Harganya murah dan digunakan pada radio, senter, mainan dan
sejenisnya. Potensial sel dari baterai sekitar 1,5 V dan menurun sejalan dengan
lama pemakaian. Sel baterai ini terdiri dari anoda Zn dan katode batang grafit
(C). Umur baterai ini cendrung pendek, apalagi kalau dipakai terus menerus. Hal
ini disebabkan produk ion dari reaksi redoks tidak dapat berdifusi dengan cepat
meninggalkan elekrode.
b)
Baterai alkaline.
Baterai
alkaline lebih tahan lama dengan dapat menyuplai arus yang lebih besar
dibanding baterai kering seng karbon. Baterai ini digunakan untuk peralatan
yang memerlukan arus listrik lebih besar , seperti tape recorder dan mainan.
Potensial sel pada baterai sekitar 1,5 Vdan dapat bertahan konstan selama
pemakaian. Sel baterai alkaline terdiri dari anoda Zn dan katoda inert grafit.
Sesuai namanya reaksi redoks dalam baterai alkaline berlangsung dalam suasana
basa.elekrolitnya adalah KOH. Reaksi redoks pada sel tidak melibatkan ion yang
dapat berkumpul di permukaan elekrode sehingga potensialnya konstan. Anoda Zn
yang berpori memperluas permukaan anoda sehingga memperbesar arus.
c)
Baterai merkuri
Baterai
merkuri lebih kecil dan ringan dibandingkan dua jenis baterai sebelumnya.
Baterai ini digunakan pada jam tangan dan kamera. Potensial sel baterai adalah
1,34 V dan dapat bertahan konstan selama pemakaian. Sel baterai merkuri
terdiridari anoda Zn, serta katoda HgO dan karbon. Elektrolitnya adalah KOH. Reaksi
redoks yang terjadi tidak melibatkan ion sehingga potensialnya konstan.
Pembuangan baterai ini dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan hidup karna
merkuri (Hg) berupa racun.
d)
Baterai perak oksida
Baterai
perak oksida juga kecil dan ringan. Baterai ini digunakan pada jam tangan,
kamera, dan kalkulator. Umumnya panjang karena arus yang dikeluarkan cukup
kecil potensi sel dari baterai sekitar 1,5 V dan dapat bertahan secra konstan
selama pemakaian. Sel dari baterai perak oksida terdiri dari anoda Zn dan
katoda Ag2O dengan elektrolit KOH.
e)
Baterai litium-tionil klorida
(Li/SOCl2)
Baterai
Li/SOCl2 berukuran kecl. Bentuknya dapat berupa selinder atau cakram
(disc). Penggunaannya antara lain untuk back up memori pada kamera, remote
control, dan lampu darurat. Baretai memiliki petensial yang sangat besar,
sekitar 2,7-3,6 V. Sel baterai Li/SOCL2 terdiri dari anoda Li dan
katoda karbon, dimana tionil klorida tereduksi. Elektrolitnya adalah litium
aluminium tetraklorida (LiALCl4 ) dalam tionil klorida.
Ø
Aki atau baterai Pb
Aki
umunya digunakan pada mobil untuk menstarter kendaraan tersebut. Aki tersiri
dari beberapa sel volta yang dihubungkan secara seri. Setiap sel mempunyai
potensial 2 V. jadi, suatu aki dengan potensial 6 V terdiri 3 sel . suatu aki
terdiri dari anoda Pb dan katoda PbO2 dengan elektrolit H2SO4. Anoda
dan katoda yang berbentuk pelat menambah luas permukaan elektrodesehingga dapat
memperbesar arus
Ø
Baterai Ni-Cd
Baterai Ni-Cd dipakai pada kalkulator, flash fotografi,kamera
digital, laptop dan lainnya.baterai dilengkapi dengan alat isi ulangnya. Sel
pada baterai Ni-Cd mempunyai potensial sekitar 1,4 V. sel dari baterai Ni-Cd
terdiri dari anoda Ni dan katoda Nio2 dengan elektrolit KOH
Potensial
sel bartahan sangat kostan selama pemakaian. Hal ini disebabkan pereaksi dan
produk reaksi adalah padatan sehingga tidak terdapat perubahan kosentrasi ion
selama reaksi. Nmaun, pembuangan baterai merupakan masalah bagi lingkungan
karena sifat Cd yang sangat beracun.upaya untuk mengatasi masalah ini adalah
dengan mendaur ulang baterai tersebut.
Ø
Baterai NiMH (nikel metal
hidrida)
Baterai NiMH banyak digunakan pada laptop, telpon seluler,
camcorder, dan kamera digital.potensialnya hamper sma dengan baterai
Ni-Cd,sekitar 1,4 V, tetapi dapat menyimpan ~50 persen energy lebih banyak dari
baterai Ni-Cd. Sel dari baterai NiMH terdiri dari anoda Ni(OH)2 dan
katoda pada panduan logam yang menyerap hydrogen. Elektrolitnya adalah KOH.
Reaksi redoks yang terjadi tidak menyebabkan perubahan elektrolit.
Ø
Baterai ion litium
Baterai ion litium sangat ringan sehingga cocok untuk alat
elektronik portable, seperti laptop, telpon seluler, dan camcorder. Baterai ion
litium juga memiliki potensial yang besar sekitar 3,6 V. Ada dua tipe baterai
ion litium yaitu baterai mangan dan kabolt. Untuk tipe mangan anoda Li1-x
Mn2O4 dan katoda grafit. Elektrolit adalh garam Li yang
larut dalam pelarut organik.
Sel :
Li1-x Mn2O4 + CnLix
LiMn2O4
+ Cn
Untuk tipe kabolt anoda Li1-xCoO2
dan katoda grafit.
Sel : Li1-xCoO2
+ CnLix
LiCoO2 + Cn
Baterai ini
mempunyai umur lebih panjang daripada NiMH dan dapat dilihat dari densitas
dayanya yang tinggi (710 Wh/kg) dibanding 60-80 Wh/kg pada NiMH).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar