Tugas Individu
TEKNOLOGI
FARMASI SEDIAAN STERIL
“Wadah,
Pembawa dan Zat Tambahan”
Disusun Oleh :
Nama : Latri
Dwita Sari Amahoru
NIM : 70100112050
Kelas : Farmasi
B1
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
Sterilisasi
adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara
tradisional Sterilisasi adalah proses yang
dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara tradisional keadaan steril
adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan
penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril
adalah istilah yang mempunyai kondisi konotasi relatif, dan kemungkinan
menciptakan kondisi mutlak bebas dari mikrorganisme hanya dapat diduga atas
dapat proyeksi kinetis angka kematian mikroba (Lachman.2008:1254)
Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk
terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup. Sediaan parenteral ini
merupakan sediaan yang unik diantara bentuk obat terbagi-bagi, karena sediaan
ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa kebagian dalam tubuh. Karena
sediaan mengelakkan garis pertahanan pertama dari tubuh yang paling efisien,
yakni membran kulit dan mukosa, sediaan tersebut harus bebas dari kontaminasi
mikroba dan dari komponen toksik dan harus mempunyai tingkat kemurniaan tinggi
dan luar biasa. Semua komponen dan proses yang terlibat dalam penyediaan produk
ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi
secara fisik, kimia atau mikrobiologis (Lachman.2008:1292)
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Zat
pembawa
Sejauh
ini, pembawa yang paling sering digunakan untuk produk steril adalah air,
karena air merupakan pembawa untuk semua cairan tubuh. Keunggulan kualitas yang
disyaratkan untuk penggunaan tersebut diuraikan dalam monograf air untuk
injeksi (water for injection, USP).
Tetapi persyaratan ini bahkan bisa lebih hkeras untuk beberapa produk
(Lachman.2008:1295)
Sterile water for injection, USP adalah air
untuk obat suntik yang telah disterilkan dan dikemas dalm wadah-wadah dosis
tunggal yang tidak lebih besar dari ukuran 1 liter. Seperti air untuk obat
suntik, harus bebas pirogen dan tidak boleh mengandung zat antimikroba atau zat
tambahan lain. Air ini boleh mengandung sedikit lebih banyak zat padat dari
lapisan gelas tangki selama proses sterilisasi. Air ini dimaksudkan untuk
digunakan sebagi pelarut, pembawa atau pengencer obat suntik yang telah
disteril dan dikemas. Dalam penggunaanya, air ditambahkan secara aseptis ke
dalam vial obat untuk membentuk obat suntik yang diinginkan (Ansel.1989:407)
Zat
pembawa dibedakan menjadi 2 bagian (Syamsuni.2001:198)
1. Zat
pembawa berair
Umumnya
digunakan air untuk injeksi. Selain itu, dapat juga digunakan NaCl pro injeksi,
glukosa pro injeksi, NaCl compositus pro injeksi dan sol. Petit.
2. Zat
pembawa tidak berair
Umumnya
digunakan minyak untuk injeksi (olea for
injection) misalnya oleum sesame, oleum olivarum, oleum arachidis.
Pembawa
tidak berair diperlukan, jika :
a) Bahan
obatnya sukar larut dalam air
b) Bahan
obatnya tidak stabil atau terurai dalam air
c) Dikehendaki
efek depo terapi
Syarat-syarat
minyak untuk injeksi, adalah
a) Harus
jernih pada suhu 10
b) Tidak
berbau asing/tengik
c) Bilangan
asam 0,2-0,9
d) Bilangan
iodium 79-128
e) Bilangan
penyabunan 185-200
f) Harus
bebas minyak mineral
g) Memenuhi
syarat sebagai olea pinguia yaitu
cairan jernih atau massa padat yang menjadi jernih diatas suhu leburnya dan
tidak berbau asing atau tengik
Menurut FI IV, Zat pembawa lain, minyak
lemak sebagai zat pembawa untuk injeksi bukan air berasal dari tanaman ; tidak
berbau atau hamper tidak berbau, tidak memiliki bau atau rasa tengik. Memenuhi
syarat uji paraffin padat seperti pada minyak mineral, tangas pendingin
diperthanakan pada suhu 10, bilangan penyabunan
185-200. Bilangan iodium antara 79 dan 128 seperti yang tertera pada lemak dan
minyak lemak (Syamsuni.2001:200)
B. Zat
tambahan
Bahan
pembantu/zat tambahan ditambahkan pada pembuatan sediaan steril dengan maksud
(Syamsuni.2001:200) :
1. Untuk
mendapatkan pH yang optimal
2. Untuk
mendapatkan larutan yang isotonis
3. Untuk
mendapatkan larutan isoioni
4. Sebagai
zat bakteriosida
5. Sebagai
pemati rasa setempat (anatetik local)
6. Sebagai
stabilisator
USP
mengizinkan penambahan zat-zat yang sesuai kedalam sediaan resmi yang diunakan
sebaagai obat suntik, untuk tujuan meningkatkan kestabilan atau kegunaan,
asalkan tidak dilarang sesuai yang tercantum dalam monografi masing-masing,
tidak berbahaya dalam jumlah yang diberikan dan tidak mengganggu efek terapi
sediaan atau penentuan kadar dan pemeriksaan-pemeriksaan, senyawa penambah
kebanyakan adalah pengawet, antimikroba, dapar, penambah kelarutan (solubilizer), antioksidan, dan zat-zat
pembantu farmasi lainnya. Zat-zat yang dipergunakan hanya untuk pewarna
dilarang keras diberikan dalam produk parenteral (Ansel.1989:409-410)
Zat
yang ditambahkan ke suatu produk untuk menambah kestabilannya perlu untuk
hampir semua produk. Zat-zat seperti itu termasuk penglarut, antioksidan, zat
pembentuk kelat, dapar, pembantu pengisotoni, zat antibakteri, zat antifungi,
penghambat hidrolisis, zat antibusa, dan berbagai zat lain untuk tujuan khusus
(Lachman.2008:1298)
C. Wadah
Wadah
berhubungan erat dengan produk. Tidak ada wadah yang tersedia sekarang ini yang
benar-benar tidak reaktif, terutama dengan larutan air. Sifat fisika dan kimia
mempengaruhi kestabilan produk tersebut, tetapi sifat fisika diberikan
perlindungan utama dalam pemilihan wadah perlindungan. Wadah gelas secara
tradisional telah digunakan untuk produk steril, banyak diantaranya ditutup
dengan penutup karet. Minat pada wadah plastic untuk sediaan parenteral
meningkat, dan wadah seperti itu digunakan untuk sediaan obat mata dan
intravena dalam perdagangan (lachman.2008:1303)
Wadah
obat suntik, termasuk tutupnya harus tidak berinteraksi dengan sediaan, baik
secara fisik maupun kimia sehingga akan mengubah kekuatan dan efektifitasnya.
Bila wadah dibuat dari gelas, maka gelas harus jernih dan tidak berwarna atau
berwarna kekuningan, untuk memungkinkan pemeriksaan isinya (Ansel.1989:423)
1. Wadah
plastic
Bahan utama dari berbagai bahan plastic yang
digunkaan untuk wadah adalah polimer termoplastik; unit structural organic
dasar untuk masing-masing tipe yang biasa terdapat dalam bidang medis. Walaupun
kebanyakan bahan plastic yang digunakan dalam bidang medis mempunyai jumlah
bahan tambahan yang relative rendah, beberapa mengandung sejumlah pokok
plastisator, pengisi, zat antistatis, antioksidan dan bahan-bahan lain yang
ditambahkan untuk tujuan khusus (Lachman.2008:1303-1304)
Keuntungan dari wadah plastic yaitu netral secara
kimiawi, tidak mudah pecah dan tidak terlalu berat hingga mudah diangkut, tidak
diperlukan penutup karet. Kerugiannya yaitu dapat ditembus uap hingga jika
disimpan akan kehilangan air, juga dapat ditembus CO2. Wadah plastic
disterilkan dengan cara sterilisasi gas dengan gas etilen oksida
(Syamsuni.2001:217)
2. Wadah
gelas
Gelas masih tetap merupakan bahan pilihan untuk
wadah produk yang dapat disuntikkan. Gelas pada dasarnya tersusun dari silicon
dioksida tetrahedron, dimodifikasi secara fisika-kimia dengan oksida-oksida
seperti oksida natrium, kalium, kalsium, magnesium, aluminium, boron dan besi.
Dua tipe dari gelas adalah soda-kapur dan borosilikat. Gelas yang paling tahan
secara kimia hamper seluruhnya tersusun dari silicon dioksida, tetapi gelas
tersebut relatif rapuh dan hanya dapat dilelehkan dan dicetak pada temperature
tinggi (Lachman.2008:1307)
Syarat wadah kaca (Syamsuni.2001:216) ;
a) Tidak
boleh bereaksi dengan bahan obat
b) Tidak
boleh mempengaruhi khasiat obat
c) Tidak
boleh memberikan zarah/partikel kecil ke dalam larutan injeksi
d) Harus
dapat memungkinkan pemeriksaan isinya dengan mudah
e) Dapat
ditutup-kedap dengan cara yang cocok
f) Harus
memenuhi syarat “uji wadah kaca untuk
injeksi”
3. Tutup
karet
Digunakan untuk wadah dosis ganda yang terbuat dari
gelas kaca. Tutup karet dibuat dari karet sintesis atau bahan lain yang cocok.
Untuk injeksi minyak,. Tutup harus dibuat dari bahan yang tahan minyak atau
dilapisi dengan baan pelindung yang cocok (Syamsuni.2001:217)
Penutup karet digunakan untuk menyegel mulut cartridge, vial, dan botol, menyediakan
suatu bahan lembut dan cukup elastis untuk memungkinkan keluiar-masuknya suatu
jarum suntik tanpa kehilangan integritas dari wadah yang disegel. Penutup karet
tersusun dari beberapa bahan, pada dasarnya karet alam (lateks) dan/atau suatu
polimert sintesis, suatu zat pemvulkanisasi biasanya sulfur; suatu akselerator,
satu dari beberapa senyawa organik aktif seperti 2-merkaptobenzotiazol; suatu
activator, biasanya zink oksida; pengisi seperti karbon hitam atau batu kapu;
dan berbagai bahan lain seperti antioksidan dan pelincir. Bahan-bahan ini
dikombinasi dengan mengolahnya menjadi suatu massa plastic homogeny pada suatu
penggiling gulung. Senyawa yang homogeny dijadikan cairan dan kemudian
divulkanisasi dalam bentuk yang diinginkan dengan jalan mencetak dibawah
tekanan dan temperatr tinggi (Lachman.2008:1310-1311)
DAFTAR PUSTAKA
Ansel,
Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi. Jakarta : UI Press
Lachman,
Leon, dkk. 2008. Teori dan Praktek
Farmasi Industry. Jakarta : UI Press
Syamsuni,
H. A. 2001. Ilmu Resep. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar